Sabtu, 11 Oktober 2014

Ini Ceritanya Pidato Yaaaww

Alhamdulillahhhhhhh.........akun seneng banget akhirnya aku bisa ikut wisuda, padahal awalnya aku sempet putus asa dan gak mau lagi kekampus. Tapi berkat semangat dari semua orang terdekatku akhirnya aku jadi pantang menyerah walaupun tadinya aku males banget sama semua ini. Ternyata benar usaha keras itu gak akan menghianati dan sekarang usaha itu membuahkan hasil. Betapa sennagnya aku ya meskipun aku cuma lulusan D1 tapi  buat aku itu sudah suatu kebanggaan tersendiri , ini saja aku lewati dengan susah payah kok sampe sekarang aku lulus rasanya itu istimewa banget. sujud syukur aku juga bisa dapet gelar kayak gini. Makasih buat semuanya yang udah mendukung dan kasih semangat buat aku selama ini. Makasih buat mamah aku yang udah membiayai pendidikan aku selama ini, aku sayang banget sama mamah, terus buat papah aku juga yg selama ini udah ngasih suntikan dana buat aku nyiapin persiapan wisuda aku. Makasih buat tante, om, mbak kalo gak ada kalian semua gak mungkin aku sekarang bisa jadi orang yg setegar ini, yg sepintar ini dan sekarang aku sudah jadi sarjana, sarjana lulusan D1. Makasih juga buat dosen yg udah mendidik aku selama ini, makasih buat temen-temen aku yg selama ini udah mau jadi temen aku yg baik dan manis *hehehe. Dan yg terakhir makasih banget buat mas C**** udah mau anter jemput aku didetik-detik terakhit sebelum wisuda. Oke sekian terimakasih pidato aku hari ini #halah. Sampai jumpa dicerita aku yg selanjutnya yaawwww.....:D

Jumat, 26 September 2014

Aku Tau Ini Salah....

Haiii....udah lama aku gak nulis hari ini aku mau  cerita sesuatu tentang seseorang ini bukan orang yang seperti biasanya aku tulis. bukan andre atau siapapun yang pernah aku tulis disini. ini tentang lelaki lain yang aku kenal waktu aku kerja. aku gamau nyebutin namanya disini dan memang harusnya dia gak ada dalam bagian hidupku. Kalian mau tau kenapa aku bilang gini. ah tapi aku takut kalau aku kasih tau nanti kalian akan anggap aku rendah sama kayak orang-orang diluar sana. Yg gatau masalahnya tapi sok mengomentari hidup orang, aku benci kalian semua. Oke aku akan cerita karna menurut aku blogger itu tempat curahan isi hati aku ketika gak ada orang didunia yang bisa mengerti aku.
Aku tau ini salah aku punya rasa aneh sama seseorang yang udah jadi milik orang ya lebih jelasnya udah berekeluarga. Nah dari cerita ku dengan satu kalimat ini aku tau kalian pasti berpikir yang aneh2 dan nggak2 tentang aku. Ya aku juga tau tapikan hati gak bisa dibohongin salah dia bisa bikin aku nyaman dan bahagia selama sama dia. salah dia selalu ada buat aku, salah dia selalu jadikan aku ratu meskipun aku tau ratu dihatinya bukan hanya aku dan salah dia juga selalu mengerti apa yang aku mau. Aku merasa dia beda dari yang lain aku ngrasa dia lelaki yang selama ini aku cari, aku sadar mungkin kata2ku buat dia terlalu lebay.tapi y ini yang aku rasain sama dia yang hanya aku ceritain disini bahkan dia saja gak tau kalau ternyata aku punya perassaan aneh ini sama dia. dia seorang lelaki yang sudah mempunyai anak dan istri dan aku tau ini harusnya gak aku lakuin mengganggu rumah tangga orang. Hah mengganggu rumah tangga orang??? Hey aku gak pernah mengusik rumah tangga mereka dan aku gak pernah memaksakan dia harus sama aku. Cuma ini sekedar pengertianmu aja bahwa aku ingin memilikimu selamanya., halahhhh bercanda kok.
Aku nglakuin hal gila ini dengan sadar kok sebenarnya aku juga ingin mengakhiri semua ini dengannya tapi rasanya susah banget, soalnya mungkin aku udah terlalu bergantung banget sama dia dan dia juga udah biasa manjain aku jadi susah rasanya menjauh dari dia dan aku juga gak tau harus dengan cara apa aku menjauh dari dia. hasssttt pokoknya cinta ini gak ada logika deh. Banyak yang bilang aku kayak cewek gak laku aja padahal masih ada lelaki diluar sana yg masih jomblo tapi kenapa aku masih bersenang-senang dengan suami orang???? Kalian tanya kenapa? Padahal hal itu yg selama ini ada dibenakku dan sampai sekarang belom bisa aku temukan jawabannya.

Jumat, 28 Maret 2014

Usaha Keras Tak Akan Mengkhianati


Jika waktu dapat ku ulang kembali, maka akan ku lakukan itu...
Senin, 01 April 2013 aku terbangun dari tidur ku. Di 1 April yang indah, pertama yang ku lakukan adalah membuka laptop, dan update status twitter untuk tiga bidadari yang akan ku jumpai nanti siang, mereka Nabilah, Sonya, dan NoellaSetelah itu aku segera bergegas untuk bersiap ke sekolah. Sebelum ke sekolah aku kembali meminta izin kepada orang tua untuk berangkat ke Padang siang ini. Setelah izin ku dapat, aku berpamitan dan berangkat sekolah.
Pukul 07:15 aku sampai di sekolah dengan perasaan hati yang cenat-centut tidak karuan, hal yang ada di pikiran ku adalahNtar mau ngobrol apa? Ntar telat nggak ya? Aduh, malah teman yang mau nemenin belum datang? Ah, nggak jadi nih.. Tak lama kemudian bel berbunyi dan teman yang di tunggu datang.
Selesai upacara aku segera menuju ke kelas untuk melakukan pelajaran pertama, yaitu pelajaran bahasa Inggris. Selama pelajaran aku hanya bisa memperhatikan jam yang ada di tangan kiri ku, sesekali aku menguap karena ngantuk dan lapar, dan tak lupa aku untuk memantau tweet member yang datang.
Tak terasa pelajaran selesai. Aku bergegas bangkit dan berjalan ke kelas sebelah untuk menemui teman ku. Setelah itu kami bersama untuk meminta surat izin pulang kepada guru piket. Kejaiban pertama terjadi, setelah kami tanya ternyata hari ini tidak belajar full hingga sore, maka kami gunakan kesempatan itu untuk pergi ke Padang lebih awal. Surat sudah di tangan, aku dan teman ku bergegas mencari ojek terdekat dan pulang untuk berganti pakaian. Lapar dan ngantukpun sirna seketika.
Sesuai janji dengan pihak travel bahwa kami akan berangkat jam 11.00 siang ini ke Padang. Aku duduk di tepi jalan menunggu travel yang akan mengantarku ke Padang, tapi setelah menunggu 30 menit travel tak kunjung datang. Setelah di hubungi kembali ternyata si supir travel sedang istirahat, dan aku kembali menunggu sambil terus memantau tweet member.
•●•
Pukul 12:18 travel datang, dan kami berangkat ke Padang. Selama perjalanan aku selalu risih. Di satu sisi aku senang tapi di sisi lain sedih, perasaan ku berubah menjadi sangat random. Memikirkan apa yang akan terjadi nanti. Beberapa kegalaun terjadi di jalan, ada yang mengabarkan bahwa Padang sedang turun hujan, dan tiba-tiba aku membaca tweet Noella yang mengatakan bahwa acara di percepat dari yang akan selesai jam 04:00 menjadi sampai jam 03:30. Disana aku mulai berdoa, aku kembali mengharapkan keajaiban dari Tuhan.
Pukul 14:48 aku sampai di Padang, Tuhan mendengar doa ku. Hujan yang tadinya turun dengan lebat mulai reda menjadi gerimis. Aku turun dari travel dan mencari angkot untuk menuju tempat janjian dengan Papa teman ku, karena hanybeliau yang tau daerah Padang. Beberapa menit menunggu di bawah hujan, Papa teman ku muncul. Kami mulai mencari lokasi Sushi FM, dalam hati aku terus berdoa dan berdoa.
Kami menuju Sushi FM. Disini aliran darah ku mulai cepat, jantung ku berdetak sangat cepat, aku mulai salting duluan. Aku kehilangan akal sehat, ini bukan lebay, tapi ini nyata. Ini baru terjadi setelah 15 Tahun hidup! Ya hanya hari ini. Hari ini aku merasa belum terbangun dari tidur ku, dan ini hanya sekedar mimpi.
•●•
Pukul 15:00 sampailah aku di Sushi FM. Lokasi sudah ramai oleh Fans JKT48, aku turun dari mobil, berjalan di kerumunan Fans JKT48. Ntah mengapa saat berjalan beberapa Fans memperhatikan ku, aku tidak ambil pusing aku membalas semua dengan senyuman, jantung ku makin berdebar tak karuan, aku mulai berkeringat dingin. Sesampainya di depan pintu aku sempat bertanya pada staff tiket, setelah info yang ku dapat cukup, aku segera memberi uang sebesar Rp.150.000 dan mendapat 3 tiket putih, sedangkan teman ku memegang 2 tiket putih. Setelah mendapat tiket salah seorang staff menghantar kami masuk keruangan yang akan mempertemukan kami dengan tiga bidadari cantik.
Dari luar aku sudah bisa melihat gerak-gerik member di dalam, aku bisa mengenali salah satunya NabilahJantung ku makin berdebar, aku merasakan hal yang tak pernah ku rasakan sebelumnya. Aku berjalan pelan-pelan, di ruangan itu ada beberapan staff yang sedang duduk sambil memegangi kamera mereka masing-masing. Dan sampailah aku di hadapan tiga orang member yang sudah tak asing bagi ku. Dari kiri ada Nabilah dengan kaos putih dan celana jenas di atas paha, di tengah ada Sonya juga dengan kaos putih dan celana jeans panjang, dan di kanan ada Noella dengan kaos merah dan jeans di atas paha. Melihat kehadiran kamimereka segera bangkit dan sedikit merapikan pakaian mereka. Lalu mereka menyambut dengan senyum penuh warna.
“Hai kakak-kakak!” Ucap mereka serentak sambil melambaikan tangan pada kami. Sekarang jarak kami hanya berkisar 30cm, aku berdiri di antara Nabilah dan Sonya, sedangkan teman ku ada di hadapan Noella. Aku memulai semua dengan mengucapkan “Bismillah” di dalam hati. Aku tersenyum sambil memperhatikan member satu per satu dari atas sampai bawah.
“Hallo, nama kamu siapa ?” sambil memegangi tangan kiri ku yang ada di atas meja.
“Utari Widri..” jawabku gugup dan salting.
“Siapa?” sedikit mendekatkan wajahnya ke wajah ku sambil senyum.
“Tari..” jawabku lagi mengeluarkan suara laki.
“Kuliah ya ?” Tanya Nabilah. Sonya menoleh, Nabilah senyum. Di saat itulah aku bisa lihat gigi unyunya.
“Ha? Enggak masih tiga SMP kok..” ucapku sambil menujukan tiga jari ke depan wajah mereka berduaNabilah seakan tidak percaya.
“Eee buset tinggi banget! Makan apaan sih?” memegang tangan ku lalu nginjit dan melihatku dari atas sampai bawah.
“Hahaha.. tawaku karena disini aku agak bangga punya badan tinggi.
“Duh, jadi minder nih berdiri dekat sama kamu..
Aku hanya tertawa sambil memberikan kupon pertama pada SonyaSonya pun mengambilkan satu CD dan satu sticker untukku, dan memberikannya sambil senyum. Aku menerima CD dan sticker itu, lalu aku terdiam sejenak.
“Udah pernah theater belum nih?” Tanya Sonya sambil tetap senyum.
“Nah itu dia, belum. Hahaha..” jawabku sambil menunjuk kearah Sonya.
“Eh, bentar lagi UN lho.. Jangan lupa belajar ya!” kata Sonya dan Nabilah agak bersamaan.
“Semangat ya, jangan sampai ga lulus,.” Tambah Noella. Suaranya pelan, hampir tidak bisa aku dengar.
“Iya nih..” kataku singkat.
“Sholat jangan lupa ya..” ingat Nabilah. Fansnya tahu, mungkin giaman tampang unyu dan polosnya saat mengutarakan kalimat itu.
“Iya..” jawabku sambil memberikan tiket kedua ke Nabilah.
“Ehhh, beli lagi dia..” ucap Nabilah sambil mengambilkan satu CD dan satu stickerTroll di mulai. Disini aku tidak bisa berbicara dan bertanya banyak di karenakan Nabilah dan Sonya lebih sering berbicara dibangingkan aku. Mereka selalu bertanya, tiada berhenti dengan cara keroyokan, agak pusing mau menjawab yang mana.
Melihat keributan kami, staff yang tadi hanya memerhatikan mulai bangkit dan melakukan pekerjaan mereka. Beberapa staff dan fans di luar juga sempat melihat ke dalam, karena kami sangat berisik.
“Ehh, makan apaan sih bisa tinggi gitu?” tanya Nabilah. Masih sambil memperhatikanku dari atas sampai bawah, begitu juga dengan Sonya.
“Ha? Biasa makan tiang bendera..” jawabku spontan karena tidak tahu harus menjawab apa.
“Ahh masa sih?” Tanya Nabilah lagi sambil tertawa lebar.
“Iya serius deh. Makan tiang bedera sekolah..” tambahku sembari memberikan tiket ketiga ke Noella, Noella ngambil tiket itu dan sedikit memegang tangan kanan ku. Dia hanya tersenyum kalau melihat aku. Dia memberiku satu CD tanpa sticker.
“Kasih sticker lagi ga nih?” Tanya Sonya kepada Nabilah dan Noella.
“Kasih dong..” Nabilah menjawab dengan semangat 48 sedangkan Noella hanya tersenyum, lalu memberikan stickernya.
“Makasih..” ucapku sambil senyum. Sebenarnya aku tidak ingin bergeser dari Noella, namun Nabilah dan Sonya lagi bersik menanyakan masalah tinggi badan ku dengan keroyokan. Sonya kasihan, ia selalu disela Nabilah saat mau bicara, mereka jadi rebutan. Aku justru kasihan pada Noella, karena sedari tadi dia hanya diam saja. Sangat jarang berbicara.
                “Bagi tingginya dong..” wajahnya memelas seperti di kalender JKT48.
                “Iyaa nih. Bagi dong..” tambah Sonya ikut memelas. Semakin lama aku makin gemetar dan salting, aku igimembawa pulang Nabilah.
                “Boleh nih..” maju sedikit sambil mengulurkan tangan kiri ku ke Sonya, sedangkan Nabilah mulai diam tapi dia tetap senyum dan seskali mencolek ku.
                “Eh, bagi-bagi dong tingginya..” Nabilah sekarang hanya nyengir sambil terus memperhatikan ku.
                “Iya ini. Eh, tukaran deh. Aku kasih tinggi, kamu kasih sedikit daging..” semua tertawa. Disini aku bicara masalah daging juga di ikuti oleh Sonya yang paham.
                Boleh nih, boleh banget..” Sonya sambil menunjukan lengannya ke wajah ku dan semua tertawa.
                “Ehh, makasih ya udah pada kesini, kapan-kapan kesini lagi ya..” kataku. Setelah itu kami ngobrol acak-acakan, aku tidak ingat mereka apa yang mereka bicarakan. Yang penting mereka tetap keroyokan dengan tema yang sama.
                “Iya, sama-sama” jawab Nabilah, Sonya, dan Noella bersamaan sambil tersenyum.
                “Ehh sama siapa tuh ?” Tanya Sonya sambil melihat ke teman ku yang dari tadi sibuk bersama Noella.
                Aku lantas merangkul temanku.
                “Adik kelas nih, adik kelas.. kataku. Semua tertawa lagi, bisa di bilang di bagian aku lah member berisik, sampai-sampai staff dan beberapa fans melihat ke arah kami lagi.
•●•
                Tak lama kemudian, troll reda dan kami berpamitan. Disini kami beranjak pulang bukan karena diusir oleh staffhanya saja aku sudah tidak kuat berdiri di depan member. Padahal kalau mau, bisa lebih lama lagi.
                “Sampai ketemu lagi yah..” kataku mulai agak beranjak.
                “Ehh iya.. Makasih ya, bye..” kata Nabilah dan Sonya itu sembari melambaikan tangan dan  tersenyum.
                Percakapan teman ku dengan Noella, aku tidak ingat mereka ngobrol di bagian mana saja, karena sibuk sendiri-sendiri. Aku merasa tidak enak juga kepada Noella yang jarang ngobrol denganku.
                Teman ku berdiri di depan Noella sambil memberikan kedua tiketnya.
                “Hai kak, kelas berapa ?” sapa Noella.
                “Kelas 3..” jawab temanku.
                “3 SMA ya?”
                NggakSMP kok..
                “Berarti kita sama dong. Oh iya sebentar lagi UN lho, jadi semangat ya! Jangan lupa belajar, semoga lulus ya, semangat!” nasehat Noella. Mereka lalu toss.
                Ngomong-ngomong sama ya sama si itu?” Tanya Noella sambil menunjuk ke arahku.
                “Beda.. jawab temanku singkat.
                “Sekelas ya?” Tanya Nabilah dan Sonya.
                Nggak, ini mah adik kelas.. kataku. Nabilah dan Sonya tertawa lagi setelah mendengar perkataanku tadi. Sementara Noella hanya tersenyum.
                “Beli dua buat siapa lagi?” sambung Noella.
                “Teman nitip.. Kak minta sticker lagi dong?” pinta temanku.
                “Oh.. Oleh-oleh dong?” Tanya Noella lagi sambil memerikan sticker kepada temanku.
                Iya. Hehe.. Arigatou kak..
                “Iya..
                Teman ku dan Noella mulai hening dan saling bertatapan selama kurang lebih satu menit.
•●•
                Aku dan teman ku keluar dari ruangan, saat keluar beberapa fans kembali melihat ke arah kami. Aku tetap membalas dengan senyum kecil. Aku menarik nafas dalam-dalam di luar, secara tidak sengaja aku melihat Nabilah sedang melakukan gerakan dance abal-abal di dalam, dari balik poster itu ia menoleh pada ku dan melambaikan kecil tangannya sambil tersenyum simpul. Aku yang sudah mati kutu hanya bisa senyum. Aku melihat beberapa fans masuk ke dalam ruangan untuk bertemu member, tapi ntah mengapa mereka hanya memerlukan waktu satu menitan, sedangkan aku mendapat waktu yang sangat lama tanpa gangguan sama sekali. Mungkin ini adalah salah satu keajaiban lagi.
                Pukul 15:20 – 17:40 aku main galau-galauan sebentar di pantai, sambil makan siang dan sarapan yang tertunda. Dan waktu bermain di pantai banyak pesawat yang lewat. Disetiap pesawat yang lewat aku selalu bersorak, “Nabilah! Sonya! Noella! Makasih ya udah ke Padang, Aku cinta kalian!”
                Tak lama kemudian aku beranjak pulang ke rumah. Disini aku mulai agak sedih dan sedikit meneteskan air mata untuk hari ini. Rasanya semua masih mimpi, ketika sudah berpisah rasanya menyesakan hati. Sampai di rumah, aku menuangkan perasaanku pada selembar kertas diatas mejaku.
Hallo Nabilah, Sonya, dan Noella. Makasih ya udah ke Padang, aku senang banget. Suatu hari nanti aku bakalan janji untuk menemui kalian di Theater! Tunggu aku ya...
Makasih juga udah buat aku ngerasain perjuangann buat ketemu Idola, dan aku selalu percaya bahwa Usaha Keras Itu Tak Akan Mengkhanati!


 (+) Setelah 11 Bulan punya Idol JKT48, akhirnya pada 1 April 2013 takdir mempertemukan saya dengan Nabilah, Sonya, dan Noella..

JKT48 - River


JKT...48!
Majulah ke depan! (Got it!)Janganlah berhenti! (Got it!)Tujuan tempat matahari terbitAyo langkah di jalan harapanPenghalang adalah River! River! River!Dan yang membentang River!Takdirnya River! River! River!Akan diuji River!
Buanglah keraguanmu!Tunjukkan nyalimu!Jangan ragu!S'karang jugaSatu langkah maju!Believe yourself!
Ayo maju!Majulah ke depan!Sebrangi sungai!! Ho! Ho! Ho! Ho!
Mimpi itu selaluTerlihatnya jauhDan jaraknya terasa tidak tercapaiBatu di bawah kakiAyo, ambilah satuJadilah nekad dan coba lemparkan!
Tepat di depan matamuAda sungai mengalirLuas, sebuah sungai yang besarWalaupun gelap dan dalamWalaupun arusnya derasTidak perlu ketakutanWalaupun kau terpisahYa, tepian pasti adaLebih percayalah pada dirimu
Majulah ke depan!Ayo terus berenangJangan ragu lagi! Ho! Ho! Ho! Ho!
Bila merentangkan tangan di sana masa depanJangan menyerah untuk yang tidak tercapaiBatu yang t'lah dilemparkan, mengabulkan impianSuara jatuhnya pun takkan terdengar
Di dalam hatimu jugaAda sungai mengalirCobaan sungai berat dan pedihWalau tak berjalan baikWalau terkadang tenggelamTak apa mengulang lagiDan janganlah menyerahDi sana pasti ada tepianSuatu saat kau pasti akan sampai
Get over it!
River!
Ah - ah - ah - ah - ahJangan alasan untuk diri sendiri!Ah - ah - ah - ah - ahJika tak dicoba tak akan tahuAh - ah - ah - ah - ahTiada jalan selain maju! (maju!)S'lalu (s'lalu)Teruslah melangkah di jalan yang kau pilih!
Tepat di depan matamuAda sungai mengalirLuas, sebuah sungai yang besarWalaupun gelap dan dalamWalaupun arusnya derasTidak perlu ketakutanWalaupun kau terpisahYa, tepian pasti adaLebih percayalah pada dirimu
Di dalam hatimu jugaAda sungai mengalirSungai keringat dan air mataWalaupun kau pernah gagalWalau dirimu terbawa arus (ayolah... ayolah... ayolah ayolah ayolah....)Tak apa terulang lagi (Ho!!!......)Dan janganlah mengeluh (Ho!!!......)Genggamlah selalu impianmuSampai suatu saat mimpimu terkabul
Ayo sebrangilah!You can do it!

Kembang Api Untuk Lidya


Malam ketika ku tak bisa tidur ku selalu SMS Lidya. Kupejamkan mata ditempat tidur ku menunggu SMS balasan. Ketika hpku bergetar, SMS masuk yang kutunggu tiba. Kuambil kunci mobil di meja belajarku dan berlari menuju mobil. Saat melewati depan kamar orang tuaku, aku berjalan mengendap – endap seperti maling. Ya, malam ini aku memang ingin mencuri, mencuri hati Lidya. Pelan – pelan kubuka pagar, kudorong mobilku agar tidak terdengar bunyi mesin mobil, lalu kututup lagi pagar rumahku dan ku pacu mobilku menuju rumah Lidya.
Di depan jendela kamar Lidya kulempar batu, aku yang dari bawah memberi isyarat.
“Kamu gila ya? Mau ngapain?” Tanya Lidya.
“Iya, jalan – jalan yuk.” Ajakku sambil berbisik dari bawah.
“Kemana?”
“Kita Pajama Drive.”
“Maksudnya?”
“Kita jalan – jalan pake piyama.”
“Sakit nih kamu kayaknya.”
“Iya, sakit Malarindu.” Ledekku.
Lidya hanya tersenyum. Ia mengambil jaket dan keluar dari jendela kamarnya. Ia berjalan di genteng yang rata, dan mendekati sambungan pipa didekat dinding rumahnya. Lidya kini ada dihadapanku.
“Mari Tuan Putri.” Aku memberikan tangan layaknya seorang pangeran.
“Laga lu selangit, kebanyakan nonton ftv.” Ledek Lidya.
“Biarin, kalo cuma jadi cerpen pun aku juga seneng sama cerita kita.”
Lidya hanya tersenyum mendengar ledekanku. Kami masuk ke mobil dan memulai perjalanan.
 “Aku laper.” Rengek Lidya.
“Manja.”
“Pokoknya sebelum pulangin aku, aku harus makan dulu.”
“Kok gitu?”
“Kamu kan udah nyulik aku.”
“Iya, aku mau ajak kamu ketempat makan romantis nih.”
“Dimana?”
*
“Pesanannya silakan?”
“CheeseBurger 2, kentang yang medium, sama Milo 2, esnya dikit aja.” Ucapku.
“48ribu, bayar dan ambil pesanan di depan ya, terima kasih sudah menuju drive trhu mekdi.”
“Makan malem romantis? Disini?” Tanya Lidya heran.
“Gausah ngeluh, watch and learn.”
Aku mengambil dan membayar pesanan makanan. Setelah itu aku menuju parkiran mobil dan keluar. Lidya ikut keluar mobil dan heran.
“Mau ngapain sih?”
“Sini, katanya mau romantis.” Ajakku.
“Manaaa??”
Aku duduk di belakang mobilku (ceritanya mobilnya sedan, BMW325i) aku duduk sambil memakan cheeseburger punyaku. Lidya duduk di sebelahku.
“Oh... nontonin malem yah ceritanya?” Tanya Lidya.
“Gak sekalian nontonin kebakaran aja.” Ledekku.
“Eh tapi keren yah, liatin bintang malem – malem gini. Lebih keren lagi kalo ada yang bisa warnain langit ini buat aku.”
“Kalo aku bisa warnain langit malam ini, kamu mau kasih aku apa?”
“Hati aku.” Jawab Lidya sambil senyum memanja.
Aku bengong. Milo yang kuminum tumpah dari mulutku.
“Eh, kesambet, pulang ah. Udah mau pagi, tuh banci sama bencong udah pada mau pulang.” Minta Lidya.
“Tau aja bosnya bencong.” Ledekku.
Aku dan Lidya masuk ke mobil dan menuju jalan pulang kerumah Lidya.
*
Malam yang lain kini tiba. Aku kembali mengetuk jendela kamar Lidya dengan batu.
“Mau apa lagi kamu?” Tanya Lidya.
“Mau ngewarnain langit, ayo.” Ajakku.
Lidya segera turun dari kamarnya dan menuju mobilku.
Diperjalanan, wajah Lidya nampak gelisah.
“Kamu lagi sakit ya?” Tanyaku.
“Enggak kok.”
Tiba – tiba telepon genggam milik Lidya berdering. Tertuliskan nama “Mamah” menelfon Hp Lidya.
Wajah Lidya panik.
“LIDYAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!” Suara dari telfon terdengar keras.
“I...Iya, Mah?” Jawab Lidya gugup.
“DIMANA KAMU?”
“Di...taksi, Mah...”
“NGAPAIN DI TAKSI JAM SEGINI? JADI JOKI?”
“Aku laper, tadi abis beli mekdi...”
“POKOKNYA PULANG SEKARANG!!! JANGAN SAMPE KAMU BESOK JADI BATU!!”
Telepon mati. Lidya pucat, panik.
“Aku mau pulang, cariin aku taksi, sekarang.”
“Maafin aku ya, Lid.”
“Minta maafnya besok aja kalo aku gak jadi batu.”
Aku hanya diam dan mencarikan taksi. Saat berhenti di lampu merah, jalanan nampak sepi.
“Mau cari taksi dimana?” Tanyaku.
“Mana aja, yang penting pulang.” Jawab Lidya jutek.
“Kemenoong...kemenoong...keee...meenooong..” Ucap seorang bencong yang ngamen.
“Tapi gak disini ya, aku ngeri.” Lanjut Lidya.
“Iyyh... Libomnya bagaskara deh ah...” Ucap si bencong.
“Eym...dua sejoli, menjalin cintong, pamali ih, mending eyke jadi orang ketiga yuk.” Lanjut bencong.
“Jadi setan dong lo, nih.” Aku membuka jendela dan memberinya uang dua ribuan.
“Eh sori mayori, pasaran eyke disini cenggo, nih eyke balikin gope, ada bekas kerokan semalem.” Lanjut si bencong.
Mobil langsung kupacu ketika lampu berwarna hijau. Wajah Lidya masih cemberut. Tanpa sadar, aku telah sampai dirumah Lidya.
“Kamu bisa bahasa Indonesia gak sih?” Tanya Lidya.
“Emang kenapa?”
“Aku minta cari taksi, bukan minta anterin pulang. Kalo mamahku tau besok aku jadi batu.”
“Eh iya... Maaf...Aku...”
“Jangan harap besok kamu bisa jalan – jalan sama batu.”
Lidya keluar mobil dan masuk kerumah. Aku segera meninggalkan rumah Lidya.
*
“Lidya...” begitu isi SMS yang ku kirim ke Lidya.
“Apa?” Balasnya.
“Syukur...masih bales SMS, untung gak jadi batu.” Balasku.
“Ada apaan sih? Aku gak bisa keluar lagi malam – malam, pajama drive kita udah abis.”
“Tapi izinin aku untuk ngewarnain malem ini, malem ini aja.”
“Maksud kamu?”
“Liat jendela deh.”
Lidya membuka jendela dan melihat aku disamping mobil melambaikan tangan kearahnya. Aku menunjuk kearah kananku, dan Lidya menoleh.
DUAAARRR!!!
Bunyi ledakan mercon terdengar. Suara kembang api ikut menyaut. Langit malam ini diwarnai oleh kembang api untuk Lidya. Mulai dari kembang api air mancur, hingga berbentuk bunga semuanya mewarnai malam ini.

“Jadi... ini maksud kamu mewarnai malam?” Tanya Lidya di SMS.

Ayana, Suka Itu Kata Paling Hebat


Siang itu matahari sama sekali tak bersahabat. Aku yang mengenakan celana jeans hitam dengan balutan kaos putih rasanya amat tersiksa dengan sengatan sang surya.
tasku sudah penuh sesak dengan pakaian yang aku bawa dari rumah, Sepuluh menit lebih aku menunggu di halte bus yang akan membawaku ketempat tante yang berada di suatu daerah di Jakarta.
Setelah cukup lama menunggu akhirnya Bus yang akan aku tumpangi datang juga.

Bus berjalan kembali setelah beberapa penumpang masuk. dan di  hadapanku berdiri seorang gadis manis berumur sekitar 15 tahun yang tidak dapat tempat duduk. Alih-alih iba, aku pun merelakan tempat dudukku untuknya.

"Dek, duduk aja disini." kataku sembari berdiri.

"Nggak usah kak. Kakak aja yang duduk. Kakak kan bawa barang banyak" jawabnya sambil tersenyum padaku.

"Ughh, manisnya senyum anak ini." gerutuku dalam hati.

"Nggak apa apa kok dek. Aku kan cowok, jadi harus ngalah sama cewek." kataku meyakinkannya.

"Ayo cepetan, nanti keburu didudukin orang lain loh." Lanjutku ketika melihatnya diam, sembari mengangkat barang bawaanku.

"Iyadeh kak. Makasih yah." jawabnya sembari tersenyum ke arahku, lalu duduk.

Perjalanan berlanjut tanpa percakapan antara aku dan gadis itu. Aku lebih memilih mendengarkan musik dari handphoneku melalui headset dan sesekali mencuri pandangan pada gadis itu. Tanpa aku sadari dia mengalihkan pandangan nya yang semula melihat gedung-gedung tinggi dari kaca bus menjadi ke arahku. Sadar ia tahu gerak-gerikku, akupun mulai gelagapan dan mengalihkan. pandanganku.
Jangan sampai ia tersinggung karena ini, batinku. Harapanku terkabul, ia tersenyum manis padaku dan tak pelak, akupun membalas senyumnya.

Masih kurang dua halte untuk ke tempat halte tujuanku. Lima belas menit kemudian, sampailah aku pada halte yang keempat.
Disinilah tempat aku turun. Ternyata banyak juga penumpang yang turun di halte ini sehingga aku harus menunggu antrian habis sebelum turun.Tak kusangka gadis tadi turun di halte yang sama denganku. Saat dia lewat di depanku ia kembali tersenyum padaku dan aku pun sontak membalas senyumannya.

"Sampai jumpa. Hati-hati ya dijalan." kataku padanya. Ia meresponnya dengan anggukan kepala.

Keluar dari bus, mataku tertuju pada sebuah benda berwarna biru yang tergeletak begitu saja di lantai halte, ternyata itu sebuah dompet. Aku menengok ke kanan dan ke kiri, tapi tak ada siapapun.
kecuali penjaga tiket dan satpam yang sedang asyik mengobrol di pos ticketing. Aku memutuskan untuk mengambil dan bawa dompet itu.

Tak beberapa lama handphone berdering. Ternyata itu tanteku yang sudah menunggu untuk menjemputku di sebrang jalan, dan tante dan omku pun langsung mengantar aku ke rumah mereka, mungkin mereka mengerti perjalanan ku dari semarang cukup melelahkan sehingga tak banyak obrolan saat itu..

Sesampainya dirumah aku langsung disuruh masuk, karena om dan tante hendak membeli bahan makanan untuk makan malam nanti, mereka menyuruhku untuk istirahat di kamar yang sudah di siapkan sebelumnya.

Setelah membuka pintu, aku langsung menuju kamar di lantai dua yang dimaksud tante, kemudian meletakkan tas dan barang bawaanku di pojokan kamar dan mandi. Selesai mandi, pikiranku langsung tertuju pada dompet yang tadi aku temukan di halte. Sejenak aku mengamati motif dompet itu.

"Yang punya pasti perempuan" pikirku dalam hati. Benar saja, sebab disisi luar dompet terdapat gambar Doraemon sambil membawa boneka berbentuk hati. Dengan rasa penasaran, aku membuka dompet itu. Di dalamnya berisi uang sejumlah dua ratus lima puluh ribu rupiah serta beberapa kertas dan kartu. Aku menarik sebuah kartu seukuran kira kira 53,98 mm x 85,60 mm itu, dan disitu tertulis "AYANA SHAHAB, 03-06-1997" . Tertera juga alamat rumah serta nomor telepon.

Pandanganku terfokus pada foto yang ada di kartu itu. Foto gadis yang kutemui di bus tadi sore. "Hmm, harus aku kembalikan dompet ini, siapa tau orangnya nyariin." tukasku dalam hati sembari memasukan dompet itu kembali ke saku celanaku.

Tak beberapa lama, aku mendengar suara mobil dari depan. Ternyata itu tante dan om. Lima belas menit kemudian aku dipanggil untuk menyantap makan malam yang telah dihidangkan tanteku Setelah makan malam selesai, aku mengeluarkan dompet yang tadi aku temukan.

"Om tante, tau nggak alamat ini?" aku menyodorkan kartu pelajar yang ada di dalam dompet.

"Oh, ini sih deket Jal dari sini, sekitar 10 menit kalo jalan kaki, naek motor lebih cepet!" jawab omku.

kemudian secara rinci om memberikan petunjuk arah kepada alamat tersebut, mendengar penjelasan itu akupun semakin yakin untuk mengembalikan dompet itu kepada pemiliknya.

besoknya setelah aku melepas kelelahan dari perjalanan ku yang jauh ini. aku bergegas untuk mencari alamat yang semalam sudah di jelaskan oleh omku.

"Selamat pagi" ucapku sembari menuruni tangga. Dan kemudian menuju meja makan untuk menyantap sarapan yang sudah dihidangkan diatas meja, aku pun kembali meyakinkan tante dan om ku kalo aku akan pergi untuk mengembalikan dompet yang aku temukan kepada pemilik nya

"iya om, abis sarapan ini Ijal mau langsung ke tkp, hehehe" jawabku untuk lebih meyakinkan mereka

Dan tak beberapa lama kemudian om berpamitan untuk berangkat kerja, dan aku bersiap-siap untuk mencari alamat si gadis pemilik dompet yang ku temui di bus itu.

"Om berangkat kerja dulu ya. Nanti kalau mau pake motor, kuncinya ada diatas lemari kamar kamu. Hati hati ya" pesan om.

Ku ambil kunci motor lalu memanasi motor, lalu dengan santai aku memacu laju sepeda motorku sembari mengingat-ingat petunjuk dari om semalam, dan sampailah aku di perumahan elit nan mewah yang dimaksud om.

Untuk lebih jelas nya, aku pun bertanya pada salah satu orang yang berada di sekitaran perumahan, dan sampailah aku pada suatu rumah bercat putih di pojokan, Aku memencet bel yang ada di gerbang. Datanglah seorang bapak paruh baya yang membukakan pintu gerbang, kepada nya aku menjelaskan maksud dan tujuanku.

"Wah, terima kasih ya. Kemarin Achan sampai ngacak-ngacak seisi rumah nyariin dompetnya, kirain hilang. Yaudah ayo masuk dulu aja. Eh siapa nama kamu?" tanya bapak itu sambil menyuruhku masuk.

"Faisal pak, cuma biasanya saya di panggil Ijal" jawabku.

"Ijal ya. Sebentar om panggilin Achan. Pasti dia senang dompetnya udah ketemu. Kamu duduk dulu gih."

"Achan tuh siapa om, bukannya Ayana?" tanyaku penasaran.

"iya Ayana, cuma panggilan dia Achan, sama kayak kamu Faisal tapi panggilan nya Ijal". Aku hanya bisa tersenyum senyum malu mendengar penjelasan itu. Tak beberapa lama datanglah gadis yang kemarin aku temui.

"Makasih kak, udah ngembaliin dompetku. Kirain kemarin beneran hilang" katanya sambil tersenyum.

"Iya, sama-sama, lain kali hati-hati ya." pesanku. Obrolan pun berlanjut, disitu aku mulai akrab dengan ayana, dan tanpa sadar aku mulai jatuh hati kepada nya. tak terasa, sudah dua jam lebih kami ngobrol. Aku memutuskan untuk mengakhiri obrolan ini dan pulang.

Hari-hari berlalu, Aku dan Ayana semakin akrab saja. Hampir setiap hari aku bermain kerumahnya, sampai suatu hari aku mengajaknya jalan-jalan ke sebuah cafe yang tak jauh dari rumahnya.

"Kak, menurut kakak orang sayang itu seperti apa sih?" tanya Ayana saat sampai di café.

“Tumben kamu tanya begini." kataku sambil mengambil menu.

"Hehehe, nggak kok cuma iseng aja" jawabnya

"Hmmm.. yang pasti ia peduli pada apa saja yang terjadi pada orang yang disayangi itu."jawabku sambil berpikir.

"Cuma gitu aja? Kok simple banget?" tanyanya lagi dengan nada kecewa.

"Lebih simple mana sama orang yang cuma mengungkapkan cinta, suka, sayang?" tambahku

"Maksudnya gimana tuh kak?"

"Ya, simple banget gitu orang ngungkapin perasaannya cuma dengan ungkapan, aku suka kamu, aku cinta kamu, aku sayang kamu. Andai ada kata yang bisa melebihi kata suka dan diatas kata cinta dan lebih dari kata sayang"

"Eh, tapi suka itu kata paling hebat lho kak!" tukas ayana

"Kok bisa? Darimana coba?"

"Rahasia. Hehehehe" jawabnya sambil tertawa

"Pulang yuk udah sore nih." ajakku sambil menghabiskan sisa minuman yang ada di gelas

"Eh kak, bisa nganterin aku nggak besok, aku mau beli boneka Doraemon sama Stitch nih" rayu Ayana.

"Boleh, besok aku jemput ya."

"Iya, tapi kita naik bus aja ya kak" pinta Ayana.

"Okelah, naik becak juga boleh. Hahahaha". Kemudian kamipun pulang. Keesokan harinya, sesuai rencana aku dan Ayana pergi untuk membeli boneka di salah satu mall di Jakarta. Di sini aku bermaksud mengungkapkan perasaanku padanya. Setelah berputar-putar, akhirnya kami menemukan tempat yang menjual boneka. Ayana pun mendapatkan boneka yang dia ingini. Segera setelah mendapatkan boneka yang dia inginkan, Ayana mengajak pulang, karena setelah ini dia berencana untuk menginap bersama keluarganya di tempat saudaranya.

Selama perjalanan aku terus berpikir, bagaimana caranya mengubah perasaanku menjadi kata-kata. Aku terus berpikir, tapi aku tak bisa mengubahnya. Setelah turun dari bus, aku mencoba memberanikan diri untuk berkata mesti mulutku terasa kaku.

"Ayana,, aku,," kalimatku terhenti.

"Kakak, bonekaku ketinggalan di dalam bus" katanya setengah berteriak. Saat aku menengok ke arah bus, bus itu mulai berjalan pelan.

"Ya sudah kamu pulang dulu, katanya kamu mau pergi sama keluarga kamu. Biar aku kejar bus itu. Hati- hati kamu pulangnya" kataku sambil berlalu dan langsung berlari mengejar bus itu.

“Ayana sebenarnya ada sesuatu yang kuingin ungkapkan kepadamu. Kabut dalam hatiku telah menghilang. Dan aku melihat suatu hal yang penting bagiku, walaupun jawabannya begitu mudah tuk keluar.Tapi entah mengapa terlewatkan oleh ku selama ini.”

Ku suka, dirimu ku suka

ku berlari sekuat tenaga

ku suka, selalu ku suka

ku teriak sebisa suaraku

Akhirnya, bus itu berhenti di halte yang berjarak sekitar 500 Meter dari tempat tadi. Tanpa banyak bicara aku masuk kedalam bus dan mengambil bungkusan plastik dan melihat isinya. Syukurlah isinya masih utuh. Aku membawa bungkusan itu pulang sambil terus berpikir, bagaimana caranya mengungkapkan perasaanku di akhir pertemuanku ini. Sampai akhirnya, aku memutuskan untuk menuliskan perasaanku dalam sepucuk surat yang aku taruh dalam plastic yang aku titipkan pada tetangga nya..

“ Untuk kau perempuan yang bermata sayu dan tersenyum seperti mentari, AYANA "

Terimakasih kamu sudah mau mengenal ku. Terima kasih kamu sudah membukakan pikiranku tentang apa arti SUKA yang sebenarnya. Seperti kata-katamu “SUKA ITU KATA PALING HEBAT” Dan aku menyukaimu Achan. Karena jika aku ragu aku takkan bisa memulai apapun.

Kini aku mengungkapkan perasaanku dan mulai jujur dari sekarang. Karena jika aku diamkan perasaan ini akan tetap sama. Aku takkan merasa malu .Aku menyukaimu karena lewat kata SUKA itu.

Aku bisa menyayangimu lebih, bahkan terlampau lebih dari siapapun.Terimakasih sudah membaca surat ini.

Dari seseorang yang SUKA padamu,

Ijal




Ayana membaca isi surat itu sambil berkata dalam hati “ terima kasih, sudah SUKA sama aku”

Tanpa Ayana sadari, hari kemarin adalah hari terakhirku berada di Jakarta. Kini aku telah kembali ke kota asalku, membawa rasa SUKA yang belum terucapkan secara langsung itu.